Tradisi Memancing yang Unik di Taiwan

CLOUDBASEPOS.COM – Selama ratusan tahun, para nelayan di Taiwan memiliki tradisi menangkap ikan sarden dengan cara yang sangat unik. Menurut laporan dari Reuters, mereka menggunakan tongkat api yang dipegang di tepian kapal untuk menarik perhatian ikan-ikan sarden. Cahaya terang dari api ini membuat ikan melompat keluar dari air, langsung menuju jaring nelayan.

Setiap malam, nelayan berlayar ke laut dan menyalakan tongkat bambu yang dibalut dengan tanah sulfat di salah satu ujungnya. Proses ini menghasilkan nyala api yang kuat berkat reaksi antara sulfur dan air. Berkat cahaya api, sarden-sarden pun melompat-lompat ke permukaan air dan terjerat dalam jaring.

Metode memancing yang memanfaatkan api belerang ini mulai berkembang sejak masa penjajahan Jepang, dan saat ini hampir seluruh praktiknya terpusat di pelabuhan Jinshan. Sayangnya, tradisi ini kini terancam punah.

Walaupun tercatat ada lebih dari 300 kapal yang masih melakukan teknik ini, asosiasi nelayan setempat di Distrik Jinshan, utara Taipei, melaporkan bahwa jumlah tersebut kini menyusut menjadi hanya sepertiga dari sebelumnya. Dalam setiap sesi memancing yang berlangsung selama enam jam di bawah langit malam, nelayan mampu mengumpulkan antara tiga hingga empat ton ikan sarden per kapal. Bahkan, pemerintah Taiwan memberikan subsidi untuk mendukung praktik ini. Jika kondisi malam sangat baik, pendapatan tim nelayan dapat mencapai $4.500 (sekitar 61 juta rupiah). Namun, timbul pertanyaan, mengapa tradisi menakjubkan ini berada di ambang kepunahan?

Dulunya, kegiatan memancing ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, namun kini terancam hilang. Musim sarden hanya berlangsung selama tiga bulan, dari Mei hingga Juli. Meskipun pemerintah berupaya menjaga dan mempromosikan tradisi ini sebagai daya tarik wisata, generasi muda tampaknya kurang tertarik. Rata-rata usia nelayan yang masih menjalankan praktik ini adalah sekitar 60 tahun, dan tanpa dukungan generasi baru, masa depan tradisi ini tampak suram.

Zheng Zhi-ming, seorang profesor agama di Universitas Katolik Fu Jen, menjelaskan bahwa penggunaan sulfat untuk menangkap ikan di wilayah timur laut Taiwan sangat umum terjadi dua atau tiga dekade lalu. Namun, seiring dengan perkembangan pesat peralatan penangkapan ikan yang lebih modern dan kurangnya minat dari pemuda di desa nelayan, tradisi ini pun mengalami penurunan yang signifikan. Dulu, memancing dengan metode ini bahkan diakui sebagai salah satu dari delapan objek wisata yang mesti dikunjungi di Jinshan.

Baca Juga : 5 Lokasi Memancing Ikan yang Menarik di Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top